WAHAI BINTANG

oleh Eshira Okino

Di malam kelam kulihat bintang,

Memancarkan sinar benderang,

Membuat pukiranku mulai menerawang,

Coba menggapai alam tenang,

Hatiku yang sedang risau,

Membuat suasana semakin galau,

Pikiranpun tambah kacau,

Bagai bintang tak berkilau,

Kalbuku bicara dalam hampa,

Membuka mataku dalam buta,

Menguak sejarah dalam dusta,

Hidupku berwarna dalam nista,

Wahai bintang,

Berikan aku cahayamu,

Agar aku bisa hidup,

Dalam dunia yang redup,

Wahai bintang,

Pancarkan kerlip dalam hati,

Temani sendiriku malam ini,

Hapuskan sepi yang menghantui,

Wahai bintang,

Teruslah bersinar selalu,

Tetaplah ada disampingku,

Agar kubisa berbagi denganmu,

Wahai bintang,

Janganlah kau menjauh,

Ku ingin selalu melihatmu,

Agar kutau arti hidupku,

Wahai bintang,

Bawalah aku ke singgasanamu,

Agar hatiku tak lagi jemu,

Untuk terangi malam bisu,

Wahai bintang,

Kau percikkan satu harapan,

Untuk menyapu semua keraguan,

Supaya gelap hilang berganti terang,

Saat fajar merah menjelang,

Aku sadar kau akan hilang,

Namun akan kutunggu hingga petang,

Sampai kau datang,

Membawa cerita dunia seberang.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Cerita dari Seberang
Puisi Sangdenai


inilah cerita dari seberang
tentang air sungai yang tidak lagi menyejukan
udara yang kian sesak oleh asap dan debu
juga cahaya matahari yang makin terik;
menusuk setiap ubunubun
dengan pedangpedang sinarnya

inilah cerita dari seberang
tentang kotakota yang tidak lagi bersahabat
jalan yang kian terasa sempit dan sesak
juga tentang trotoar yang makin sempit;
orangorang berebut lahan
demi sejumput rejeki yang kian sulit

inilah cerita dari seberang
tentang orangorang yang tidak lagi ramah
diburu waktu pagi dan petang
juga tentang tangis bayibayi malang;
di antara kakikaki yang melangkah
dengan angkuh di depan mereka

inilah cerita dari seberang
yang kututurkan lewat puisipuisiku;
karena lewat puisi aku bisa melihat dunia
dengan mata hati

Taman MnemoniC, 2008