Lestari

Shinta kembali geram untuk yang kesekian kalinya mendengar nama Lestari. Apa sih yang patut dibicarakan dari sosok gadis itu hingga sampai di kantin pun Mega masih menyebut-nyebut namanya.
Di mata Shinta, Lestari tidak lebih dari gadis kuper,bodoh dan kampungan. Itulah sebabnya Shinta heran ketika siswa-siswi sekolahnya tiba-tiba mendengungkan nama Lestari. Kalau cuma karena kemarin Lestari juara kelas, itu kan kebetulan, sedangkan dia sudah juara semenjak SD. Dan kalaupun Shinta sekarang berada di urutan ketiga itupun karena Shinta lagi apes. Apakah dengan dikalahkan Lestari tiga semester masih kebetulan ?
Ah, Shinta tak mau mempermasalahkannya. Baginya Lestari tidak ada apa-apanya
Sekalipun juara karena itu hanya merupakan kebetulan saja. Namun dirinya tetap lebih unggul. Dia kan lahir dari keluarga kaya sedangkan Lestari..? Tiap hari dari kelas dua dulu baju, roknya masih itu juga. Makin hari makin pudar.Belum lagi sepatu yang udah gak karuan warnanya karena tiap hari nginjak lumpur. Sedangkan Shinta kapan dia mau beli baju baru bisa. Koleksi sepatunya sekodi. Dan belum lagi tas serta pernak-perniknya .
“Shin !” Mega memukul pundaknya. Shinta kaget. Semua ingatan tentang Lestari dan kekayaannya terbang. Lenyap.
“Dari tadi kok ngelamun terus , Shin? Sakit ?” Mega terlihat perhatian banget.
“Bosan dengar cerita lu. Lestri, Lestari melulu.”sahut Shinta ketus.
“Yee siapa yang lagi nyertain Lestari? Udah lewat statiunnya. Udah dari tadi gue ngomongin Aldi, cowok yang lu pedekate itu,” alis Mega teragkat sambil tersenyum nakal.
“Memangnya Aldi kenapa ? Dia tanggap ya sama gue ? Aduuuh Aldi Shinta jadi kegenitan.
“Jangan genit kayak gitu, bo! Kayaknya dia lagi gak mau merespon lu.”
“Hah! Jangan sembarang ngomong lu. Apa sih yang kurang dari gue ? Gak ada kan ?
“Kurang sih enggak, cuma …”
“Cuma apa ?”
“Itu, Lestari.”
“Memangnya Lestari pacar Aldi?”
“Pacaran sih tidak, hanya Aldi tampaknya sedang kesemsem sama penjual kerupuk itu.”
Shinta terperangah. Lagi-lagi lestari. Apa sih yang menarik dari Lestari ? Kerupuk talas yang tiap hari dijijingnya ke sekolah ? Shinta kembali mendesah.
“Teeett.” Bel masuk kelas sehbis istirahat berbunyi. Shinta dan Mega melenggang meninggalkan kantin sesudah membayar terlebih dahulu.
Di depan pintu kelas ia bertubrukan dengan Lestari. Shinta melotot,”Gak ngeliat lu?” bentaknya.
“Maaf, Shin. Saya ngak sengaja.” Lestari gelagapan.
“Maaf. Maaf. Lihat nih sepatu gue kotor.” geramnya.”
“Biar saya saja yang bersihkan ,”Lestari berniat membungkuk.
”Gak usah,Ta!” seru Aldi. Rupanya dia mengikuti drama itu. ”Masa gituan banget, Shin.” ujarnya.
Mega menyikut Shinta. Shinta langsung mengerti.
“Saya cuma bercanda, Al. Tari aja yang nganggap sungguhan.” Shinta tersenyum.Dia langsung berjalan ke dalam lokal, meninggalkan Lestari dan Aldi.
“Jangan dimasukin ke hati, Ta.” Aldi perhatian banget sama Lestari. Lestari tersenyum pahit. Walau bagaimanapun ia tetap mengerti apakah itu sungguhan atau memang bercanda. Sudah lama ia rasakan sikap Shinta yang menunjukkan ketiaksukaan pada dirinya.
“Ta, masuk yuk.” ajak Aldi.
Lestari menurut. Dan Bu Helmi pun masuk kelas.
Melihat kehadiran Bu Helmi, semua siswa menghetikan aktvitasnya . Mereka siap memulai pelajaran.

@ @ @

“Ta!Tunggu sebentar !”
Lestari menengok ke belakang. Tampak Aldi berlari-lari mengejar langkahnya.
“Ada apa, Al?”
“Gak,” Aldi mnggarut kepala yang tidak gatal. “Cuma mau jalan bareng kamu aja.” sambungnya.
Lestari tersenyum. ”Tumben,” ujarnya pelan.
“Bukan Tumben. Sudah dari kemarin-kemarin aku ingin pulang sama kamu. Tapi…”
“Tapi apa ?”
“Kamu selalu paling cepat keluar kelas sehabis bel berbunyi. Jadi aku ketinggalan.”
“Kenapa gak ngejar seperti sekarang?”
“Nggg….” Aldi makin salah tingkah.
Shinta dan Mega yang jalan di belakang mereka jadi uring-uringan. Tak suka gitu.
“Lagian untuk apa jalan bareng aku ?” tanya Lestari kemudian.
“Ya…pingin aja.”
“Gak malu jalan sama penjual kerupuk ?”
“Kenapa muati malu? Bukankah perkerjan itu tak salah.”
Lestari tersenyum kembali. Sebentar kemudian…“Eh, hampir lupa,” spontan langkahnya terhenti.
“Lupa apa ?”Aldi turut berhenti. Shinta dan Mega makin dekat.
“Aku harus menjemput hasil jualan kemarin ke warung Bu Yuni. Kita berpisah jalan ya.” ujarnya memandang Aldi.
“Aku tunggu disini, Ta.”
“Oo… gak usah. Aku pulang sendiri aja. Oke !”
Aldi mengangguk mengerti.
“Makasih. Duluan ya.” Lestari segera belok kiri. Aldi tertegun memandang punggung Lestari yang makin menjauh.
“Al!” tegur Shinta, ”Ditinggal ya ?”
Aldi tersenyum masam. Dia mengerti dari perasaan Shinta dari nada suaranya.
“Kamu makin perhatian sama tari , Al,” Mega ikut nimbrung.
“Memangnya kenapa ?” balas Aldi.
“Kamunya yang kenapa, kok perhatian banget sama gadis kampungan itu?” sambar Shinta. Mege meyikutnya. Aldi menangkap gerakan itu dengan ujung matanya.
“Aku cuma gak mau dilangkahi Rio dan Rendi.” Aldi menyahut. ”Biarpun Lestari lugu dan kampungan tapi dia feminim dan pengertian. Perasaannya halus dan dia gak norak kayak para gadis seusianya pada umumnya ?” jawab Aldi mantap.
Shinta tersinggung. ”Kok bawa-bawa Rio dan Rendi sih ?” tanyanya. Dia tahu kedua anak laki-laki itu punya kedudukan di Osis dan sama-sama tergolong idola. Rio adalah ketua Osis, dan Rendi wakilnya.
“Karena keduanya sama seperti aku. Sama punya hati pada Lestari.” suara Aldi makin mantap.
Shinta terperangah. Begitupun Mega. Sekali lagi lestari telah mengalahkannya.

Ikhlash melipat kembali buku tabungannya. Dia tersenyum sendiri. Dia merasa doanya tlah terkabul. Tahun ini ia dapat mencium hajar aswad di Mekah. Sebuah impian yang selama ini terpendam sekian tahun.
Sejak kecil ikhlash ingin naik haji. Dia masih ingat bayang-bayang masa kecilnya saat dihadiahi Pak Haji Sulaiman yang baru pulang haji,sebuah peci putih bermotif benang perak. Ibunya dikasih oleh-oleh berupa cangkir-cangkir keciln yang indah yang biasa digunakan untuk minum air zam-zam. Air zam-zam? Oh, dia ingat cerita gurunya tentang asal muasal air tersebut. Ya, air yang mujarab tersebut muncul ketika nabi Ismail memukul-mukul kakinya ke tanah saay dia kehausan.
Ikhlash tersenyum membayangkan saat dirinya wukuf di Arafah memakai pakaian serba putih. Kata Emak dulu pakaian putih mengambarkan bahwa orang yang melaksanakan ibadah haji itu ingin mensucikan diri, memohon ampun atas segala dosa mereka yang pernah diperbuat. Seperti bersihnya kain putih dari segala kotoran.
Sedangkan Bapak waktu itu menjawab bahwa baju putih itu menggambarkan orang yangberhaji dalam keadaan yang bersih. Bersih diri dan hati. Bersih dari hutang, dengki dan dendam. Sebelum berangkat calon jemaah harus melunasi hutangnya dulu dan saling bermaaf-maafan dengan sesama, mengikis karang dendam di hati agar sepulang dari Baitullah mereka bersih dari masalah dan bisa mencerminkan akhlak seorang haji.
Ikhlash sendiri sudah merasa sanggup bertamu ke Baitullah. Tabungannya sudah lebih dari cukup. Hutang-hutang pun sudah dilunasi. Sisa ongkos ke Mekah bisa membayarSPP anaknya dan masih bisa menutupi kebutuhan keluarga yang ditinggalkan.
Tabungan itu berasal dari hasil kerjanya selamaini di pabrik kayu lapis. Terkadang dia harus lembur untuk mendapatkan gaji lebih agar bisa menabung setelah mencukupi kebutuhan keluarga. Untuk itu dia harus membayarnya dengan merelakan tiga jarinya dilahap mesin.
Istrinya yang mengetahui tekad dan harapannya turut membantu dengan meringankan beban keluarga dengan berdagang kecil-kecilan. Dan sekarang mereka sudah memiliki kios sendiri yang langsung ditangani oleh istrinya.
* * *
Lama Ikhlash berdiri di simpang jalan menuju rumahnya. Di jalan setapak ini dulu ia sering bermain dan duduk menjelang Maghrib bersama kawan-kawannya. Sore-sore begini mereka berjejer menunggui pancing sambil menatap matahari terbenam. Kawasan lereng Merapi yang dipagari Bukit Barisan memang sangat indah. Langit kekuning kuningan saat petang menjelang. Kunang-kunang mulai beterbangan dan suara jangkrik menjadi irama tersendiri. Mereka tak pernah bosan memancing sambil menunggu matahari tenggelam. Begitulah setiap hari. Ikhlash pun sering mengajak anaknya sore memancing di sini sambil mendongangkan kisah masa kecilnya.
Walau sudah tiap hari jalan ini dilaluinya namun hatinya selalu tertambat pada pemandangan di depan matanya. Akhir-akhir ini bukan sungai kecil yang airnya tak pernah berhenti mengalir dan langit yang indah yang menjadi tumpuan matanya, melainkan surau tua yang berdiri pas di depan batu besar tempatnya duduk memancing. Surau yang sudah ada sebelum Ikhlash dilahirkan. Tempatnya mengaji dengan Antan Bandaro dan belajar silat. Kini terlihat begitu tua dan mulai reot. Dia tidak tahu lagi apakah jamaahnya masih banyak atau cuma beberapa orang saja, sebab dia sendiri sudah jarang ke surau itu. Pulang bekerja selalu malam dan sehabis subuh dia harus segera pergi kerja lagi. Jadi shalatnya hanya di rumah.
Dengan langkah berat dilanjutkannya perjalanan. Rumahnya sudah dekat. Dia memang pulang lebih cepat hari ini. Rencananya ingin mengurus ongkos perjalanannya serta mencari tahu segala yang berhubungan dengan proses keberangkatannya.
Di halaman rumahnya didapatinya Rusydi, anak laki-lakinya, tengah memotong papan bersama tiga orang teman-temannya.”Untuk apa papan ini, Rusydi?” tanyanya.
“Rusydi dan teman-teman ingin membuat mobil-mobilan, Ayah,” jawab anak itu polos.
“Mobil-mobilan?” Ikhlash mengernyitkan dahinya melihat tumpukan kayu-kayu yang ada di samping Alam.”
“Iya, Mak. Iko untuk rodanya.” Salim mengangkat potongan sandal jepit yang telah dibentuk menjadi roda.
“Kalian kan punya mobil-mobilan nan pakai batrai, lalu untuk apa lagi ni?” Ikhlash masih heran.
“Kemarin Mamak mengatakan dalam hidup awak harus berkarya dan mau mencoba asal itu baik.” Alam ikut menjawab keheranan Ikhlash.
“Kami ko ingin membuat mobil-mobilan yang lebih besar daripada mobil-mobilan anak-anak nan lain, Mak. Satu mobil punya dua belas roda, Mak!” Adit mencerocos penuh semangat.
“Papan ini kalian dapat dari mana?”
“Dari surau, Mak.”
“Papan surau maksudnya?”
“Nan sudah lepas, Ayah.”
“Dapat izn ko,Mak!”
“Izin ? Dari siapa?”
“Dari Mak Sutan,”
“Mak Sutan mengizinkan? Kok bisa?”
“Supayo ndak lapuak, Yah.”
Ikhlash kembali diam. Anak-anak itu terus asik dengan pekerjaannya sambil berceloteh ria. Rusydi terus memotong papan dengan gergaji, Salim membuat roda, Alam dan Adit memakukannya. Ikhlash menghitung papan-papan itu. Delapan helai. Dia memperkirakan yang sudah dipotong sekitar tiga helai. Berarti semuanya ada sebelas
helai. Jumlah yang tidak sedikit.
“Di bagian mana papan ini lepas?” Ikhlash kembali bertanya. Rasa penasarannya masih menggebu-gebu.
“Kodek* surau nan di belakang, Yah.”
“Sebanyak ini?
“Masih banyak kok, Mak. Kapatang si Limah nan nyari kayu bakar malah ngambil papan ini,”
“Kalau lepas kan bisa dipaku lagi. Kenapa kalian tak merapikan saja, Kalau begini surau awak bisa roboh.”
“Tapi kami adalah orang kesekian, Mak. Sudah ada sebelum kami Ivan dan kawannya juga si Amat jo si Imam.” Salim menatapnya.
Ikhlash mengangguk-angguk namun hatinya masih diliputi tanda tanya. Kenapa Mak Sutan mengizinkan anak-anak mengambil papan surau? Sudah bagaimana keadaan surau itu kini, di musim hujan ini?

Sehari tanpa minum kopi, rasanya ada yang kurang. Kopi menjadi bagian dari gaya hidup yang tak bisa ditinggalkan benarkah kopi dapat menahan kantuk?
Kopi dan gaya hidup kini tak bisa dipisahkan lagi. Hanya karena alasan secangkir kopi orang bertahan berjam-jam duduk dan ngobrol di tempat elite disebuah pojok cafe. Kafe-kafe kopi baik lokal maupun franchise menjamur, menampung masyarakat kota yang mempunyai hobi ngopi. Acara minum kopi pun digunakan sebagai ajang bertemu relasi bisnis atau sekedar hang out menghabiskan waktu luang.
Ada kabar baik bagi mereka yang menyukai minuman hitam ini. Sebuah penelitian terbaru menyebutkan, kebiasaan minum kopi dapat melundungi dari sakit kelopak mata, yang jika berlangsung lamadapat menyebabkan kebutaan. Penelitian tersebut diungkapkan dalam Journal of neurology, neurosurgery, and psychiatry.
Penelitian dari itali mengambil subjek penelitian sebanyak 166 orang yang mengalami Blepharospams. Peneliti juga mengambil subjek para peminum kopi dan perokok . Blepharospams merupakan salah satu dystonia gangguan gerakan spontan dan kontraksi otot yang tidak berhenti. Artinya, suatu kondisi abnormal ketika tidak terkontrol dalam mengedipkan mata.
Mereka yang mengalami kondisi seperti itu tidak akan bisa mengontrol kedutan pada kelopak mata. Bahkan, kasus yang ekstrim, tidak bisa berhenti sampai akhirnya tidak bisa melihat. Berdasarkan penelitian tersebut, rutin minum satu atau dua gelas kopi sehari dapat mengurangi risiko kondisi seperti ini.
Biasanya, kondisi tersebut dialami mereka yang berusia 50-70 tahun. Mereka yang terdiagnosis, mengalami keadaan awal Blepharospams dengan gejala seperti kelopak mata berkontraksi tidak terkontrol sehingga menyebabkan mata berkedip terus menerus, iritasi mata yang membuat tidak nyaman, sensitif saat melihat dan semakin sering mengedipkan mata. Kondisi tersebut dapat menyebabkan gangguan kesehatan mata bahkan kebutaan. Profesor Giovanni Defazio dan koleganya dari Departement of Neurological and Psychiatriac Sciencies University of bari, Italia, mengatakan penelitianterbaru ini juga menemukajn bahwa merokok juga efektif melindungi dari kondisi ini.
Kemudian peneliti membandingkan antara kebiasaan merokok dan minum kopi pada pasien dengan kondisi hemifacial spams (sejenis otot kejang yang biasa terjadi pada kelopak mata dan menyebar sampai ke seluruh otot pada bagian muka) dan orang yang mempunyai riwayat kesehatan seperti ini.
Dalam penelitian terbaru ditemukan, tidak ada hubungan yang signifikan pada mereka yang merokok. Sementara itu, mereka yang minum kopi tidak ditemukan kondisi yang menyebabkan kondisi seperti itu.
Sebuah penelitian sebelum menyebutkan, merokok dapat melindungi dari Blepharospams, tapi peneliti tidak menemukan bukti serta tidak ada teori yang mendukung asumsi tersebut.
Defazio melanjutkan, efek samping tersebut tergantung dari jumlah kopi yang diminum dan usia penderitaan pertama kali terdiagnosis Blepharospams serta mempunyai kebiasaan minum kopi selama 1,7 tahun dan menikmatinya setiap hari. Penelitian ini juga semakin meningkatkan keraguan mengenai hubungan merokok dan Blepharospams, tapi semakin menguatkan efek perlindungan dari kopi.
Profesor Defazio menegaskan, penemuan ini tidak ada hubungannya dengan kebiasaan merokok.mereka yang mengalami Blepharospams disarankan meminum kopi sebagai faktor perlindungan.
“Berdasarkan penelitian terbaru, efek kopi dapat memberi perlindungan, tapi tetap menjaga jumlah kefein yang masuk” ujar Defazio. (berbagai sumber)

Oleh Inna Husna XII IA 1
Juara ke-II Lomba Karya Ilmiah Remaja 2006 ITB

Ayam adalah sejenis unggas yang punya tingkat variasi tingkat tinggi. Mulai dari bentuk dan postur tubuh hingga pada bentuk piyal . ayam merupakan hewan ternak yang sangat terkenal dikalangan masyarakat Indonesia. Ayam yang biasanya dipelihara adalah ayam kampung yng mempunyai ketahanan lebih kuat dibandingkan ayam jenis lain. Namun , tidak tertutup kemungkinan bagi ayanm ini untuk terjangkit oleh penyakit. Salah satu penyakit-penyakit yang menyerang ayam kampung adalah NCD ( New Castlle Desease ) atau lebih dikenal dengan penyakit tetelo . tetelo adalah penyakit yang disebabkan oleh sejenis viris dan dapat menghinggapi segala jenis unggas.

Penyakit tetelo muncul di kota new castle (inggris) pada tahun 1926 kemudian menyebar ke sekuruh dunia termasuk indonesia. Sampai saat ini, tidak ada satupun daerah di indonesia yang bebas sepenuhnya dari penyakit ini. Penyakit ini sanggat banyak mendatangkan kerugian pasda peternak, karena 90-100% dari hewan yang menderita penyakit ini mengalami kematian. Penyakit ini terutama menyerang ayam baik pada usia muda ataupun yang dewasa. Biasanya terjadi pada masa pancaroba atau pada musim kemarau ke musim hujan. Cara penularannya adalah melalui ludah, feses, makanan dan minuman. Penularan juga melalui udara sehingga penyakit ini mudah menyebar kemana-mana.


Gejala yang tampak pada penderita adalah sebagai berikut :

  1. Awalnya, ayam terlihat malas dan duduk merutu
  2. Banyak mengeluarkan air mata
  3. Pipi dan tenggorokan padat atau membengkak
  4. Ayam terlihat selalu mengantuk dan ingin tidur
  5. Dalam rongga mulut dan tekat terdapat lendir yang liat dan pekat sehingga susah bernafas
  6. Sambil membersin dan berdehem ia mencoba mengeluarkannya
  7. Adakalanya kelompok mata membengkak
  8. Setelah itu ayam tampak semakin sukar bernafas dengan leher merenggang dan paruh ternganga
  9. Balung dan piyalnya kadang berwarna merah keungu-unguan hingga lembayung tua
  10. Setelah itu ayam akan lumpuh. Dalam keadaan lumpuh itu ia segera akan mati.

Penyakit ini disebabkan oleh virus paramyxo yang keganasannya bervariasi, yaitu
  1. Tipe ganas (velogenik) : hampir semua gejala diatas tampak dan tingkat kematiannya mencapai 80-100%
  2. Tipe sedang (mesogenik) : gejala berupa gangguan pernafasan dan saraf, tingkat kematiannya mencapai 10% pada ayam muda dan jarang terjadi pada ayam dewasa
  3. Tipe lemah (lentogenik) : gejalanya tidak terlalu nyata, ada sedikit gangguan pernafasan dan penurunan produksi telur, kualitas kulit telur menjadi menurun

Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian vaksin yang diswebut “ Vaksin NCD pola 4-4-4” . maksudnya , vaksin NCD diberikan pada ayam yang berumur empat hari, empat minggu dan empat bulan. Tahap pemberian vaksin adalah sebagai berikut :
  1. Untuk anak ayam berumur empat hari, diberi vaksin dengan cara tetes mulut atau tetes mata. Pemberian menggunkan pipet tetes. Pada mata diberikan masing-masing satu tetes. Tetesan pada mulut dilakukan sebanyak dua tetes.
  2. Untuk ayam berumur empat minggu dan empoat bulan, dilakukan pencegahan dengan cara penyuntikan, sebelum penyuntikan vaksin diencerkan dulu.

Pepaya (Carica Papaya) dengan family Caricaceae merupakan tanaman yang aslinya dari amerika tengah. Di indonesia tanaman pepaya dapat ditanam hingga 1000 m dpl, akan tetapi dapat juga diusahakan pada daerah ketinggian hingga 1200-1500 m dpl. Di daerah sub tropis yang cukup panas, pepaya juga dapat diusahakan seperti di florida.

Zat-zat yang terkandung pada tanaman pepaya adalah sebagai berikut :
  1. Daun : Enzim Papain, Alkaloid Karpaina, Pscuda Karpaina, Glikosid, Karposid dan Saponin.
  2. Buah : Beta Karoteene, Peetin, D-galactosa, L-arabinosa, Papein, Papayotimin papain dan vitokinose
  3. Biji : Galactosa Cacarin, Karpain
  4. Getah : Papain, Kemokapain, Lisosim, Glutamin dan Siklotransferase

Khasiat-khasiat dari tanaman pepaya dapat diuraikan sebagai berikut :
  1. Daun : mengobati malaria, demam dan jengkolan
  2. Akar : digigit ular berbisa
  3. Kulit buah: kulit melepuh karena panas
  4. Biji buah : beruban sebelum waktunya dan mengobati penyakit cacing gelang pada manusia
  5. Buah : menyembuhkan penyakit buang air besar tiadak lancar, maag, sariawan, merangsang nafsu makan

Perlakuan yang dilakukan pada ayam I
1. Ambil daun pepaya yang sudah terlihat tua, namun belum menguning
2. Letakkan pada suatu wadah atau mangkok
3. Beri air sebanyak 100 ml
4. Peras daun pepaya yang sudah diberi air hingga berwarna hijau pekat
5. Minumkan air ekstrak tersebut pada ayam dengan langkah sebagai berikut :
a. Ayam tersebut dipegangi oleh orang lain
b. Buka bagian mulut ayam
c. Minumkan air perasan daun pepaya sebanyak dua sendok makan atau sekitar 5 ml
6. Minumkan air ekstrak tersebut rutin tiga kali sehari
7. Pada hari ketiga, waktu pemberian dikurangi yaitu menjadi dua kali sehari

Daftar Pustaka
Baga Kalie, Moehd. 2002. Bertanam pepaya. Jakarta : Penebar Swadaya
Dewan Redaksi Penerbit Bhrata Karya Aksara. 1986. Perternakan Unggas. Jakarta : Bhrata Karya Aksara
Dudung, A. M. 1995. Budidaya Ayam Bangkok. Yogyakarta : Kanisius
mulisah, fauziah. 1996. taman obat keluarga.Jakarta : Penebar Swadaya
Sujionohadi, Kliwon dan Ade Iwan seiawan. 2003. ayam kampung
petelur
: Penebar Swadaya
perencanaan dan pengelolaan usaha skla rumah tangga.
Jakarta : Penebar Swadaya

;;