Keajaiban Janin

www.Erabaru.or. id

Janin dalam kandungan, bukanlah seperti sebuah gumpalan
daging yang tak dapat mendengar dan melihat. Sebelum lahir, sistem syaraf
dan berbagai macam indera janin sudah sempurna, dengan demikian dapat
bereaksi terhadap berbagai macam rangsangan dari luar maupun dalam tubuh
ibu.

Apakah janin dapat mendengar suara?
Tentu bisa. Hal ini telah dibuktikan bahwa pada saat usia janin menginjak
enam bulan, dia sudah memiliki segala kemampuan untuk mendengar.

Yang sering didengar oleh janin adalah : suara aliran darah yang melalui
plasenta, suara denyut jantung ibu, suara udara dalam usus, suara
pembicaraan ibu serta berbagai macam suara musik dari luar kandungan.
Semua ini akan membentuk sebuah simfoni unik yang membuat janin melakukan
reaksi tertentu. Sang ibu juga dapat merasakan perubahan gerakan janin.

Berdasarkan pengamatan ahli, seorang ibu yang tengah mengan-dung apabila
bertengkar dengan orang lain, dapat menimbulkan reaksi marah pada si
janin.

Janin akan memukul dan menendang kandungan ibu, ini sebenarnya adalah
peningkatan terhadap gerakan janin. Sewaktu sang ibu tengah berjalan di
jalan raya, bunyi klakson mobil yang keras juga dapat membuat janin merasa
kurang nyaman. Hal ini akan menyebabkan janin melakukan aksi protes dan
melakukan gerakan keras.

Pada waktu menghadiri konser, apabila sang ibu hamil tenggelam dalam musik
ringan yang merdu dan indah, si “pendengar cilik” didalam perut pun
melakukan gerakan lembut dan berirama. Namun ketika tepuk tangan penonton
bergemuruh, acap kali menyebabkan si janin terkejut dan tidak tenang.

Apakah janin telah memiliki daya penglihatan ?
Terhadap rangsangan penglihatan, janin tidak acuh. Janin hidup dalam
kegelapan di kandungan ibu, pada saat usia janin menginjak bulan ke empat,
dia sudah sangat peka terhadap cahaya.

Para peneliti pernah melakukan uji coba dengan lampu senter. Secara
teratur peneliti menyinari perut ibu, dan mendapatkan bahwa sepasang mata
janin terbuka. Wajah janin menghadap kearah cahaya serta denyut jantungnya
mengikuti perubahan yang teratur.

Disaat kehamilan telah menginjak usia tua, apabila disinari dengan sorot
lampu, gerakan mata janin akan terlihat lebih kuat. Akan tetapi bila hal
ini terus dilakukan, si janin menjadi tenang kembali.

Selain itu melalui alat EEG (Elektroensefalogra m /alat pengukur grafik
kerja otak), otak besar janin dapat bereaksi terhadap kelap-kelip cahaya.

Daya penglihatan bayi ketika baru lahir hanya mencapai 30-40 cm. Ini
kebetulan sesuai dengan jarak panjang posisi dalam kandungan, dan
menjelaskan bahwa bayi yang baru saja lahir, di sisi lain masih
mempertahankan kebiasaan hidupnya saat dalam kandungan.

Apakah janin telah memiliki indera peraba ?
Indera peraba pada janin lebih dini muncul dibanding indera pendengar.
Penelitian mendapatkan bahwa, disaat janin telah berusia dua bulan, dapat
bereaksi terhadap sentuhan yang lembut dan tusukan.

Pada usia janin sekitar 4-5 bulan, apabila bibir atas atau lidahnya
disentuh, maka mulutnya dapat bereaksi membuka dan menutup. Gerakannya
seperti sedang menghisap.

Para peneliti juga mengamati dan menemukan apabila menggunakan batang
kecil menyentuh telapak tangan janin, dia akan segera menggenggam kencang
kepalan tangannya. Hal ini cukup membuktikan bahwa terdapat fungsi indera
peraba pada janin.

Apakah janin juga telah memiliki indera perasa ?
Tentu. Pada saat usia kehamilan menginjak empat bulan, pertumbuhan indera
perasa pada lidah janin sudah sempurna. Janin dapat dengan penuh selera
menikmati air ketuban yang rasanya sedikit asin .

Ilmuwan Albert dari Selandia Baru melakukan uji coba sederhana untuk
membuktikan hal tersebut. Disaat dia memasukkan sakarin kedalam air
ketuban ibu hamil, dia menemukan bahwa janin dengan kecepatan dua kali
lipat dari biasanya menghisap air ketuban. Akan tetapi ketika dia
menuangkan minyak berbau tidak enak ke dalam kandungan, si janin segera
berhenti mengisap air ketuban, bahkan berontak dalam perut, menyatakan
ketidaksukaanya.

Dengan demikian janin ternyata dapat bereaksi terhadap berbagai rangsangan
yang datang dari luar bahkan dalam tubuh ibu. Oleh karena itu sudah
seharusnya lingkungan tempat tinggal, tingkah laku dan tutur kata ibu yang
tengah mengandung harus selalu dijaga.

Segala sesuatu yang dilihat dan didengar sendiri, baik itu perasaan suka,
marah, sedih dan senang, sudah pasti memberi pengaruh bagi perkembangan si
janin. Jangan mengira bahwa janin belum memiliki perasaan, sehingga dengan
sengaja tidak membatasi diri.

Disamping itu manfaatkan sepenuhnya keunikan janin ini, untuk memberikan
pendidikan sedini mungkin dan pengaruh baik secara berangsur-angsur dengan
penuh semangat mendorong maju pertumbuhan dan kesehatan jiwa dan raga
janin. (Zhangli/ET/ aki/cen)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

tq info'y.. yg sangat bermanfaat :)